Senin, 19 November 2012

Mengorupsi (Biaya) Pendidikan


Masih hangat di benak kita, ketika 11 siswa di sebuah SMK di salah satu daerah di Indonesia ini mengalami luka cukup serius akibat atap sekolah yang ambruk, kemudian menimpa mereka.  Jika ingin di flash back lagi, banyak anak yang putus sekolah hanya karena satu alasana, biaya mahal. Padahal sudah ada dana bos yang merupakan salah satu realisasi pemerintah dalam bidang pendidikan melalui kucuran 20% APBN negeri ini.
Tapi masih saja, ada sekolah ambruk, ada sekolah yang bangunannya sudah lapuk, masih saja ada sekolah yang butut.
Sebenarmya, kalau digali lebih dalam lagi dana pendidikan yang segitu besarnya seharusnya (sangat) cukup untuk kebutuhan pendidikan di negeri ini. Namun ternyata, masih banyak orang yang memanfaatkan keadaan ini (tidak terorganisirnya dengan baik dana pendidikan) untuk kepentingan pribadi. Akhirnya, banyak  orang bilang bahwa negara kita adalah negara oknum. Karena saking banyaknya  oknum-oknum yang mengorupsi biaya pendidikan.
Mereka adalah para birokrat kotor yang tidak tahu malu, kalau yang mereka korupsi itu adalah dana harapan orang-orang  tidak mampu, dana untuk memenuhi ekspektasi masayarakat yang tinggi  pendidikan, dana untuk membangun sebuah peradaban.
Akhirnya, merekalah yang menjadi korban, karena tindakan jahat yang dilakukan para birokrat. Tapi untung saja, mereka masih memiliki mimpi dan cinta untuk melanjutkan pendidikan, disaat hak mereka dikorupsi.  Yang dibutuhkan sekarang, adalah sebuah revolusi pendidikan. Karena jika dunia pendidikan masih terus menggunakan jalan yang seperi ini, tidak akan ada perubahan menuju arah yang lebih baik yang akan kita dapatkan.
Karena, tanpa perubahan, takkan ada sejarah baru untuk diingat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar