Masih hangat di benak kita, ketika 11 siswa di
sebuah SMK di salah satu daerah di Indonesia ini mengalami luka cukup serius
akibat atap sekolah yang ambruk, kemudian menimpa mereka. Jika ingin di flash back lagi, banyak anak
yang putus sekolah hanya karena satu alasana, biaya mahal. Padahal sudah ada
dana bos yang merupakan salah satu realisasi pemerintah dalam bidang pendidikan
melalui kucuran 20% APBN negeri ini.
Tapi masih saja, ada sekolah ambruk, ada
sekolah yang bangunannya sudah lapuk, masih saja ada sekolah yang butut.
Sebenarmya, kalau digali lebih dalam lagi dana
pendidikan yang segitu besarnya seharusnya (sangat) cukup untuk kebutuhan
pendidikan di negeri ini. Namun ternyata, masih banyak orang yang memanfaatkan
keadaan ini (tidak terorganisirnya dengan baik dana pendidikan) untuk
kepentingan pribadi. Akhirnya, banyak
orang bilang bahwa negara kita adalah negara oknum. Karena saking
banyaknya oknum-oknum yang mengorupsi
biaya pendidikan.
Mereka adalah para birokrat kotor yang tidak
tahu malu, kalau yang mereka korupsi itu adalah dana harapan orang-orang tidak mampu, dana untuk memenuhi ekspektasi
masayarakat yang tinggi pendidikan, dana
untuk membangun sebuah peradaban.
Akhirnya, merekalah yang menjadi korban,
karena tindakan jahat yang dilakukan para birokrat. Tapi untung saja, mereka
masih memiliki mimpi dan cinta untuk melanjutkan pendidikan, disaat hak mereka
dikorupsi. Yang dibutuhkan sekarang,
adalah sebuah revolusi pendidikan. Karena jika dunia pendidikan masih terus
menggunakan jalan yang seperi ini, tidak akan ada perubahan menuju arah yang
lebih baik yang akan kita dapatkan.
Karena, tanpa perubahan, takkan ada sejarah
baru untuk diingat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar